Facebook adalah sebuah fenomena. Situs internet, yang namanya berasal dari istilah sebuah kertas yang diberikan kepada mahasiswa atau staf kampus baru untuk berkenalan pada komunitas kampus di Amerika Serikat, telah menjadi situs jaringan sosial dengan member terbanyak di dunia. Diawali dengan niat hanya untuk komunitas internal Harvard University, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia pada usia 24 tahun.
Dengan Facebook, kita mampu mencari orang-orang yang sudah lama tidak kita jumpai dan menjaga tali silaturahmi dengan komunitas. Jarak bukan lagi masalah. Akan tetapi, yang namanya teknologi pasti mempunyai efek samping tersendiri, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Yang saya soroti pada perkembangan facebook ini adalah privacy. Apakah facebook telah menyediakan pelayanan privacy yang mumpuni?
Pada Desember 2005, 2 orang mahasiswa MIT berhasil men-download, dengan menggunakan automated script, lebih dari 70.000 profile Facebook dari 4 universitas yang mereka incar, yaitu, MIT, NYU, University of Oklahoma, dan Harvard sebagai bagian dari proyek penelitian pada privacy Facebook. Kenyataan ini membuktikan adanya kesempatan terbuka untuk melakukan data mining pada Facebook. Salah satu contoh implikasinya adalah, jika anda menaruh alamat email di profile Facebook anda yang terkena data mining, kemungkinan email anda dibanjiri oleh spam iklan menjadi lebih besar. Apalagi, jika anda menaruh alamat, nomor telepon, atau informasi-informasi personal lainnya, keleluasaan pribadi anda akan semakin kecil.
Perhatian masyarakat di Amerika Serikat juga tercurah pada kesulitan untuk menghapus user account. Facebook hanya membolehkan user-nya untuk melakukan “deactivate” pada account mereka sehingga menjadi tidak terlihat. Walaupun demikian, informasi-informasi pada account ini ternyata tetap berada pada server Facebook. Hal ini membuat kesal banyak pengguna yang ingin menghapus account mereka secara permanen, menggunakan alasan kesulitan untuk menghapus “embarrassing or overly-personal online profiles from their student days as they entered the job market, for fear employers would locate the profiles”. Alasan yang logis memang, karena sekarang, perusahaan-perusahaan sering menggunakan situs jejaring sosial macam facebook dan friendster sebagai salah satu cara untuk melakukan background check pada calon karyawan.
Akan tetapi, masalah privacy tidaklah selalu muncul akibat kesalahan sistem, tapi bisa juga dari kecerobohan penggunanya. Baru-baru ini, Daisy Tourne, seorang menteri dalam negeri Uruguay harus menanggung malu akibat kritik dari pihak oposisi negaranya. Apa pasal? Wanita ini ternyata memasang fotonya ketika sedang mandi di bawah shower di profile Facebook-nya. Sebenarnya foto itu hanya memperlihatkan kedua tangan Daisy dan wajahnya yang tertawa di bawah aliran air, tapi kontroversi tetap saja muncul. "Para menteri harus lebih cermat dan sopan, apalagi Menteri Dalam Negeri yang memerintah pasukan polisi," ujar salah satu pemimpin oposisi.
Di Italia, muncul grup-grup pemuja mafia di Facebook. “Fans club” ini memuja simbol-simbol Cosa Nostra, seperti Bernardo Provenzano, bos mafia yang ditahan tahun 2006 setelah 40 tahun menjadi buronan, dan Toto Riina, seorang mafia yang diyakini telah membunuh lebih dari 40 orang dengan tangannya sendiri dan memerintah pembunuhan ratusan orang lainnya. Menanggapi hal ini, polisi Italia memutuskan akan menginvestigasi orang-orang yang terlibat pada komunitas ini karena kecurigaan membantu organisasi kriminal.
Cerita di atas adalah satu cerita dari banyaknya cerita mengenai kecerobohan pengguna internet. Dalam lingkungan internet yang tidak terbatas, setiap orang di planet ini akan mampu mencari keberadaan kita melalui situs jaringan sosial semacam Facebook. Oleh karena itu, menjadi sebuah hal yang penting bahwa kita harus mendesain privacy profile kita dengan baik. Menjaga perhatian khalayak umum dari hal-hal yang terlalu personal.
(Ibaratnya, jangan sampai seperti Sarah dan Rahma Azhari. Kalau memang tidak mau khalayak umum melihat foto-foto macam itu, ya simpan baik-baik. Atau gak usah foto kayak gitu sekalian.. loh malah ngegosip gw..)
So guys, hati-hati main di facebook. Bikin profile yang bener. Gak usah pasang foto aneh2..haha
Cerita di atas adalah satu cerita dari banyaknya cerita mengenai kecerobohan pengguna internet. Dalam lingkungan internet yang tidak terbatas, setiap orang di planet ini akan mampu mencari keberadaan kita melalui situs jaringan sosial semacam Facebook. Oleh karena itu, menjadi sebuah hal yang penting bahwa kita harus mendesain privacy profile kita dengan baik. Menjaga perhatian khalayak umum dari hal-hal yang terlalu personal.
(Ibaratnya, jangan sampai seperti Sarah dan Rahma Azhari. Kalau memang tidak mau khalayak umum melihat foto-foto macam itu, ya simpan baik-baik. Atau gak usah foto kayak gitu sekalian.. loh malah ngegosip gw..)
So guys, hati-hati main di facebook. Bikin profile yang bener. Gak usah pasang foto aneh2..haha
No comments:
Post a Comment