Saturday, July 4, 2009

Ketika Berita Tidak Membutuhkan Kebenaran


Ada yang menarik pada seputar berita internasional seminggu terakhir ini. Iran, negara yang selama ini menjadi seteru Amerika akibat kebijakan nuklirnya, mengalami guncangan politik setelah muncul indikasi kecurangan pada perhitungan suara pemilu presiden. Tuduhan ini dilontarkan oleh musuh politik Ahmadinejad, Mir-Hussein Moussavi. Berita internasional memberitakan betapa buruknya kondisi Teheran dengan menampilkan adegan-adegan kerusuhan di jalan memprotes kecurangan pemilu.

Tapi, sungguh menarik, semua pemberitaan didasarkan pada citizen journalism. Media barat, semisal CNN, menampilkan video-video kekerasan antara para pemrotes dengan polisi dari video amatir. Diakui CNN, video-video ini tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Tetap saja, video seperti itu selalu ditayangkan berulang-ulang.

Ketidakberdayaan media internasional untuk meliput pemilu di Iran ini disebabkan kebijakan Iran yang melarang media-media barat karena dianggap tidak objektif dalam menyampaikan berita. Selain itu, pemerintah Iran menghalangi fasilitas akses internet rakyatnya. Situs-situs kantor berita media barat dan jejaring sosial, semacam Facebook, ikut di-banned. Oleh karena itu, akses berita terhadap kondisi Iran akhirnya hanya bisa didapatkan secara underground, seperti melalui blog dan Twitter.

Efek samping dari informasi-informasi underground ini adalah tidak adanya verifikasi kebenaran berita. Setiap orang dapat meng-upload video kekerasan dan mengatakan bahwa video ini diambil dari jalan-jalan Teheran.

Munculnya berita-berita seperti ini dalam media internasional menghadirkan pertanyaan baru.

Apakah suatu informasi dapat disebarluaskan oleh pers tanpa perlu diketahui kebenaran informasi tersebut?

Apakah pers tidak perlu bertanggung jawab atas informasi yang disajikannya karena, sebelumnya, telah menyampaikan kepada para penontonnya bahwa informasi itu tidak dapat dipastikan keotentikannya?

Bagi saya, pers memiliki peran penting dalam membentuk opini masyarakat. Penyajian berita tanpa ada verifikasi kebenaran tidak berbeda dengan propaganda dangkal untuk menyudutkan pihak tertentu. Oleh karena itu, tidak heran, muncul tuduhan yang seperti yang disampaikan Ahmadinejad, bahwa Amerika Serikat dan Inggris berperan di balik ketidakstabilan politik negaranya.



No comments: